Rita Widagdo : Dari Jerman untuk Nusantara

Jalan Setiabudi Bandung, satu jalan yang biasanya memang terkenal selalu ramai di Kota Bandung. Bila di hari kerja ramai oleh para pegawai dan mahasiswa terburu-buru menuju tempat mereka beraktivitas, di akhir pekan jumlah kepadatan bisa meningkat 2-3 kali lipat oleh para pelancong yang menuju tempat wisata di daerah dataran tinggi Lembang. Di sepanjang jalan berderet berbagai jenis bangunan, dari mulai hotel, tempat kuliner ataupun sekolah dan kampus. Jalan Setiabudi ini terkenal pula dengan area pendidikannya, dikarenakan keberadaan beberapa lokasi perguruan tinggi yang beralamat di daerah itu.


Disamping tingginya bangunan hotel yang menjulang, siapa sangka sebuah rumah yang terlihat tak begitu mewah hadir di tengah-tengah raksasa-raksasa beton tersebut. Saat melangkahkan kaki ke dalam, sebuah teras nyaman yang dihiasi berbagai foto dari bentuk-bentuk unik terpasang di rapi di sekeliling. Tak lama, seorang wanita dengan postur tinggi dan rambut emasnya melangkah keluar dari ruangan, dari wajahnya tampak ia sudah cukup berumur namun tak terlihat raut lemah dari air mukanya. Dengan bahasa Indonesia yang masih bercampur dengan logat asing, ia menyapa semua tamu yang tak biasanya hadir sebanyak itu untuk berkenalan dengannya.

Rita Widagdo namanya, seorang pematung asal Jerman yang sebelumnya bernama Rita Wizemann. Nama Widagdo menjadi lekat dengan dirinya setelah ia menikah dengan Prof. Widagdo, seorang dosen ITB. Ia sendiri saat ini masih mengajar di Fakultas Desain Seni Rupa ITB, dan masih aktif menghasilkan karya patung yang spektakuler. Hasil karya instalasi seninya tersebar di seluruh nusantara, dari Sumatra sampai Papua. Ciri khas yang melekat pada karya-karyanya adalah material yang digunakannya terbuat dari bahan logam, seperti aluminium dan baja. Mungkin bagi kita bentuk-bentuk instalasinya terlihat abstrak dan tak berarti, namun baginya seluruh karya yang dibuatnya memiliki makna yang sangat dalam dan bercerita. Satu karya favoritenya adalah Parameswara yang ia buat untuk Kota Palembang, karya lainnya yang ia buat dan dikenal oleh warga Bandung adalah sebuah instalasi berbentuk koin raksasa yang kini dipajang di gedung Bank Indonesia Jalan Braga.
Rumah kediaman dan gallery yang dimiliki Rita Widagdo sebenarnya tak tampak seperti sebuah gallery seni dan terlihat biasa saja di bagian depan, namun begitu masuk ke bagian dalam mulai terlihat bahwa ini merupakan rumah seorang seniman dari berbagai instalasi seni yang terpajang di berbagai sudut ruangannya. Satu hal yang paling mengejutkan adalah halaman belakangnya yang sangat luas, dan mungkin lebih dari 20 pohon yang tumbuh di sekitarnya. Saya rasa area belakang rumah Rita Widagdo sudah tidak dapat disebut sebagai halaman belakang ataupun taman, karena setahu saya taman yang saat ini berada di Kota Bandung pun tak ada yang sampai seluas
itu. Saya lebih menyukai untuk menyebut bahwa Rita Widagdo ini memiliki konservasi alam pribadi di belakang rumahnya, seekor burung Kakaktua yang hinggap pun tak luput saat mata mulai memindai setiap jengkal area belakang rumahnya. Di bagian belakang rumahnya rupanya ia membangun sebuah galeri kecil dimana ia menyimpan berbagai instalasi hasil karyanya yang berukuran mini, karena memang foto-foto yang ia tunjukkan di teras depan rumahnya adalah karya-karyanya yang berukuran besar dan tidak mungkin ia simpan dalam ruangan.


Di masa senjanya, Rita Widagdo masih memahat langsung pekerjaannya sendiri setidaknya sampai tahun lalu, walaupun hanya sanggup dalam durasi 2 jam per hari. Untuk pengerjaan instalasi yang berukuran besar ia dibantu orang-orang kepercayaan yang sudah bekerja sama dengannya selama 20 tahun yang langsung ia supervisi setiap harinya. Semua pekerjaan dari timnya dapat ia periksa seluruhnya dengan cara manual, hanya dengan melihat dan menyentuh satu bagian dari sebuah instalasi yang dikerjakan, ia dapat mengetahui bahwa di bagian tersebut terlalu tebal setengah millimeter !

Gallery Rita Widago ini adalah satu dari sekian banyak galeri seni yang tak banyak orang ketahui, termasuk warga Bandung. Selain memang dikarenakan tempat yang tidak terbuka untuk umum, belum banyak media yang secara luas mengekspose mengenai Rita Widagdo dan karya-karyanya. Namun suatu hari nanti mereka perlu tahu bahwa di Jalan Setiabudi Bandung, seorang seniman patung tinggal dan masih produktif menghasilkan karya luar biasa untuk nusantara.


1 komentar:

  1. Sungguh miris! Saya adalah warga pribumi bandung lahir dan hidup di bandung hingga detik ini, dan saya baru tahu seniman hebat ini tinggal di setiabudi. Jikalau saya mendapat kehormatan ini, saya ingin sekali bertemu langsung dengan beliau dan berbincang hangat dengan obrolan ringan yang mengguggah jiwa seni yang ada pada diri saya. Terimakasih untuk penulis karena dapat menyuguhkan informasi serta keindahan yang sudah pas diracik di dalam tulisan ini.
    Salam,
    PS.

    BalasHapus