Saya bukan vegetarian, tapi memang belakangan ini merasa
ingin mulai sedikit menyeimbangkan asupan makanan dengan lebih banyak material
yang memiliki gizi lebih baik. Bukannya berlebihan, tapi memang dalam beberapa
tahun ke belakang, beberapa kawan terdekat saya mengalami sakit yang cukup
berat yang diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat.
Sejak satu
bulan terakhir, saya pun mulai mengganti makan siang saya dengan beragam
buah-buahan. Inginnya sih, intensitas menyantap makanan sehat ini bisa lebih
sering, dan menggantikan penuh menu sehari-hari. Tapi, tidak bisa dipungkiri,
makanan yang betul-betul terjaga gizinya itu biasanya memiliki standar harga
yang justru lebih tinggi, yang tentunya tidak lebih murah, dan mengenyangkan,
dibanding bala-bala, dan mie rebus yang dijual di warung kopi. Sedang saya pun
tidak bisa juga memaksa orang rumah, untuk terus-terusan memasak, serta
menyantap hidangan yang tidak saya sukai. Oleh karena itulah, agar tidak bosan
juga, sesekali, saya menyempatkan untuk membeli menu-menu yang disediakan oleh café
dan restoran vegetarian yang kini mulai banyak bertebaran di Bandung
Problem kebanyakan tempat yang menjual makanan sehat
itu sebetulnya ada di rasa. Beberapa tempat yang saya pernah coba datangi
menawarkan makanan sehat, namun sayang rasanya hambar. Nah, maka dari itulah, saya
mencoba merekomendasikan beberapa café dan restoran yang menyediakan menu
makanan yang tidak hanya sehat, tapi juga lezat di Bandung.
1. Serasa Salad Bar
Waktu masih bergerak open booth dari event to event pada periode tahun 2015-2016, Serasa Salad Bar ini menjadi brand makanan sehat favorit saya. Karena baru Serasa ini nih yang saat itu mengenalkan menu salad sayuran yang rasanya enak. Karena sering bertemu di banyak event yang digelar di Bandung, teh Fitri, pemilik Serasa Salad Bar, sempat selalu ingat dengan wajah saya setiap akan membeli saladnya. Kalau sekarang sih wallahualam, belum pernah lagi dilayani langsung saat beli saladnya, haha.
|
Salad Wrap ala Serasa Salad Bar |
Setelah beberapa tahun saya tidak menemukan mereka di event-event yang saya datangi, belakangan saya baru tahu kalau mereka kini sudah memiliki kedai sendiri di kawasan Cilaki, Bandung, serta telah membuka juga kedai di Jakarta, dan Bekasi. Bahkan Teh Fitri sendiri sempat didapuk sebagai salah satu pengusaha sukses yang menjadi salah satu pembicara yang hadir dalam program Akademi Instagram Bandung bulan lalu, bersama bos saya Om Ben, yang merupakan founder dari Torch.id.
Baca juga: Belajar Bisnis di Akademi Instagram Pertama di Dunia
Selang tiga minggu dari acara Akademi Instagram, saya pun akhirnya berkesempatan mampir di Serasa Salad Bar Cilaki. Tempatnya dirancang dengan gaya eco-green minimalis, yang dikelilingi oleh jendela-jendela kaca yang membuat lampu tak perlu dinyalakan pada siang hari. Desain tempatnya tersebut terasa sangat sesuai dengan produk yang dijualnya.
Untuk menunya, Serasa Salad Bar tentu menawarkan lebih banyak menu dibandingkan saat saya rajin membelinya di booth-booth event dulu. Selain menu customize salad yang sudah menjadi ciri khasnya, kini mereka juga memiliki beragam jenis penyajian salad, seperti Thai Beef Salad, Salmon Pasta Salad, Mexican Tuna Salad, Salad Wrap, dll. Menu-menu salad yang judulnya ‘berdaging’ seperti Salmon Pasta Salad, Thai Beef Salad, dan Mexican Tuna Salad, dapat dihidangkan tanpa daging untuk vegetarian. Harganya pun akan menjadi lebih murah, dibanding dengan memakai daging.
|
Suasana di Serasa Salad Bar Bandung |
Saat itu saya memesan Salad Wrap yang dari tampilan dan pengemasannya cukup membuat penasaran. Salad Wrap ini merupakan menu salad yang dibungkus dengan rice paper menjadi 10 pcs one-bite salad, yang bisa dicocol dengan salad dressing. Cara menyantapnya menjadi seperti saat kita memakan Dim Sum.
Serasa Salad Bar
Jl. Cilaki No. 45, Bandung
Range Harga: Rp35.000-55.000
2.
Burgreens Bandung
Bagi warga Ibukota,
mungkin sudah tidak asing dengan nama yang satu ini. Karena saat saya
berbincang dengan salah seorang crew-nya,
ia mengatakan bahwa Bandung merupakan cabang ke-8 yang dibuka, setelah tujuh
gerai sebelumnya sudah beroperasi di Jakarta. Di Bandung, mereka berbagi ruang
dengan Toko Organic, yang juga memiliki concern
khusus terhadap segmen yang membutuhkan makanan, minuman, serta obat-obatan
herbal.
Dari restoran vegetarian
yang pernah saya kunjungi, Burgreens ini memiliki variasi menu yang paling
kaya. Mulai dari salad, burger, steak, spaghetti,
ramen, sate, nasi liwet, hingga smoothies.
Nah, si smoothies-nya ini nih
yang juara. Bahkan varian menunya tersebut langsung ditawarkan di bagian paling
depan menu, sebelum main course. Saya
pun sempat menyicipi Burgreens Signature Bowls yang terdiri dari smoothies bayam, dengan taburan kacang
mede, almond, spirulina, irisan pisang, dan irisan belimbing. Rasanya sangat
segar, cocok dengan udara Bandung yang sedang panas-panasnya.
|
Burgreens Signature Bowls |
Untuk menu makanan
berat, saya mencoba salah satu menu burgernya, yakni Big Max untuk dijajal.
Nama Max sendiri diambil dari nama Max Mandias yang merupakan owner sekaligus executive chef dari Burgreens. Maka tak heran bila menu-menu di burgreens memiliki cita rasa yang terjaga.
Burger yang saya coba ini dihidangkan dengan salad, dan kripik ubi ungu. Untuk
rotinya sendiri, mereka menggunakan roti gandum, serta patty yang walau terlihat seperti daging cincang, tapi sebetulnya
merupakan hasil kreasi dari beberapa bahan, seperti jamur, kedelai, dan
beberapa bahan lainnya. Oleh karena itu, bila diamati lebih cermat, warna patty-nya sedikit berwarna kehijauan,
dan ketika diiris, dan dikunyah, akan terasa sangat lembut.
Walaupun mengusung tagline “Healthy Plant-Based Eatery”, Burgreens memiliki beberapa menu yang
terdapat komponen non-vegan di
dalamnya. Contohnya adalah Big Max yang saya makan, ia menggunakan cheese sauce untuk penyajiannya. Namun,
untuk kawan-kawan yang fully vegetarian,
tak perlu jadi khawatir. Karena selama pemilihan menunya, kita akan dipandu
dengan ramah oleh crew Burgreens yang
sedang bertugas, sehingga bisa memilih menu yang sesuai dengan selera, dan
kebutuhan. Di samping menu-menu makanan berat, Burgreens Bandung juga
menyediakan beberapa cemilan, seperti keripik, dan dessert manis, yang kadar dan komposisinya sudah terjaga.
Dari segi tempat, Burgreens
Bandung juga dapat dibilang sebagai café yang Instagrammable. Desainnya yang homey, dengan beberapa ornament dekorasi
yang cantic, menjadi salah satu kelebihannya. Akan tetapi, dari segi harga, rate harga Burgreens cukup tinggi untuk
kuliner di Bandung. Ya, cukup menyesuaikan dengan kualitas, serta lokasinya
yang berada dekat dengan Jl. Riau, yang terkenal dengan kawasan wisatanya.
|
Suasana di Burgreens Bandung |
Burgreens Bandung
Jl. Cimanuk No. 6,
Bandung
3. Toko Organic Bandung
Seperti yang sudah saya ceritakan di bagian Burgreens Bandung, Toko
Organic Bandung merupakan penghuni sebelahnya yang terlebih dahulu mendampingi Jl.
Cimanuk No. 6. Namun Toko Organic Bandung ini bukanlah sebuah café atau
restoran vegetarian, melainkan sebuah toko kelontong / swalayan yang khusus
menjual produk-produk ritel makanan, dan minuman sehat.
Produk seperti low-fat dark
chocolate, mie instant vegan, unsalted pop corn, Kombucha, dan Kefir (susu
kambing fermentasi) bisa ditemukan di sini. Tak lupa untuk obat-obatan organic-nya, mereka menyediakan beberapa merek,
termasuk Botanina yang cukup ternama.
|
Salah satu sudut di Toko Organic Bandung |
Hal menariknya, Toko Organic Bandung juga menjual beragam produk yang
sedang gencar dikampanyekan sebagai solusi pengurangan sampah plastik, seperti tote bag, sendok-garpu dari bahan recycle, hingga sedotan stainless yang sedang populer belakangan
ini. Mereka menjualnya dengan harga eceran mulai dari Rp15.000, yang kemudian
membuat saya berpikir untuk menjualnya kembali dengan memberikan sentuhan pada
pengemasannya. Karena di pasaran, sedotan jenis ini dijual dengan harga cukup
beragam. Mulai dari Rp25.000-75.000. Padahal yang membedakan hanya dari pouch-nya saja.
|
Sedotan stainless yang dijual secara paket dan satuan di Toko Organic Bandung |
Toko
Organic Bandung
Jl.
Cimanuk No. 6, Bandung
Range
Harga: Mulai dari Rp5.000
4. Tiasa Kedai Sehat
Buat kawan-kawan pemuda hijrah yang rajin menghadiri pengajian di Masjid
Al-Lathief Bandung, tentu akan sadar dengan keberadaan sebuah kedai makanan
sehat yang baru berdiri sekitar satu bulan terakhir tepat di depan masjid yang
menjadi markasnya tersebut. Tiasa Kedai Sehat namanya.
Tempatnya tidak terlalu besar, namun dibuat cukup nyaman dengan gaya ala
coffee shop kekinian. Menu-menunya ditampilkan
dengan rancangan layaknya warteg, hanya saja dibuat lebih modern.
|
Tiasa Kedai Sehat yang dirancang dengan desain menyerupai warteg |
Seperti kebanyakan café vegan yang
sudah ada, Tiasa Kedai Sehat menyajikan makanan-makanan daging hasil sintesis
bahan-bahan seperti kedelai dan jamur, dengan rasa yang untuk saya sih sangat
lezat, namun dengan porsi yang sedikit. Berbeda dengan kebanyakan menu-menu vegetarian yang sering saya jumpai, beberapa
menunya dibuat sedikit pedas, sepertinya, mungkin agar bisa lebih memenuhi selera pasar.
Rasa pedasnya masih sopan kok, tapi cukup memberikan booster bagi nafsu makan.
Bagi saya, kelebihan Tiasa Kedai Sehat ini adalah dari harganya yang
sangat murah untuk ukuran restoran vegetarian. Untuk satu pilihan menu sayurnya
hanya berkisar di harga Rp4.000, sedangkan untuk menu daging sintesisnya ada di
rentang Rp11.000.
Karena tempatnya yang tak begitu besar, tapi tak begitu jauh dari
kantor. Saya lebih sering memesannya lewat jasa layanan food delivery yang harganya hanya berbeda Rp1.000 saja dari harga dine in. Setelah mencoba beberapa kali
memesan menu dagingnya seperti Lasagna, Bulgogi, Ayam Sambal Matah, Daging Sapi
Lada Hitam, dan Dendeng Batokok, nama menu terakhir yang disebut lah yang
menjadi juaranya. Teksturnya tebal, tapi lembut, dengan rasa yang agak pedas,
dan kaya.
|
Hidangan Nasi Putih dengan Daging Sapi Lada Hitam dan Dendeng Batokok yang dibuat secara sintetik dari jamur dan kedelai |
Tiasa Kedai Sehat
Jl. Kihiur No. 10, Bandung
(Minggu libur)
Range harga: Rp4.000-Rp11.000
5. Kehidupan Tak Pernah Berakhir
Oke, karena restoran yang namanya cukup absurd ini sudah sangat lama tidak saya kunjungi. Maka saya tidak
mempunyai fotonya. Tapi tempatnya sangat menyolok kok, dengan kata “KEHIDUPAN”
yang ditulis besar-besar dengan font warna
merah di gerainya. Terlebih, resto vegetarian ini juga letaknya sangat
strategis, berada di dekat perempatan Jl. Pasirkaliki-Jl. Pajajaran yang terkenal
dengan mall Istana Plaza.
Saat pertama menyicipi makanan di Kehidupan Tak Pernah Berakhir (untuk
selanjutnya disebut dengan Kehidupan) adalah ketika bekerja di sebuah bank
swasta asing pada medio 2012-2013 dulu. Saya dan kawan-kawan yang sering
ditempatkan bekerja di booth Istana
Plaza harus memutar otak untuk bisa mendapatkan makan siang hemat. Lalu sebuah signboard LED bertuliskan “Nasi+4 sayur=
Rp6.000 menjadi jawaban keresahan kami.
Tempatnya sendiri bagi saya memberikan sebuah kesan spiritual. Beberapa ornamen desainnya cukup aneh, dan nyeleneh,
sama seperti namanya. Unik memang, tapi tidak seperti desain café-café yang instagrammable zaman now. Di beberapa
sudutnya, terdapat layar yang secara non-stop
memutar tentang manfaat, serta testimoni para public figure yang hidupnya sehat dengan menjadi vegetarian. Saya
dan kawan-kawan seperti sedang di-brainwash
untuk dapat menjadi vegan.
Pelayanan di sini mirip dengan sebuah kantin atau warung nasi yang
menyediakan berbagai menu. Kita bisa memilih menu prasmanan ataupun ala carte yang tersedia di daftar menu.
Bila memilih menu secara prasmanan, nantinya kita akan mengantre, dan dilayani
oleh mbak-mbak yang memakai selendang
bak Miss Universe. Entah apa yang tertulis di selendang tersebut, saya sudah
lupa.
Untuk sayurannya sendiri, rasanya memang tak begitu jauh dengan menu
makanan warteg, tapi memang tidak terasa begitu gurih. Mungkin karena semua
makanannya tidak mengandung MSG, serta ditumis dengan minyak kelapa rendah
kolesterol. Namun yang paling berkenang saat itu adalah daging sintesisnya yang
betul-betul terasa seperti daging sungguhan, seperti sate, dan gepuknya yang
saat itu pernah saya coba. Aromanya pun demikian, layaknya 100% sedang makan
sate ayam.
Hal unik lainnya dari restoran Kehidupan ini adalah adanya keripik
rumput laut yang ditumpuk berdus-dus di area masuk, dan dijual oleh SPG yang
dandanannya seperti SPG rokok atau kosmetik. Bedanya, tentu yang dipegang
keler-keler keripiki rumput laut.
Kehidupan Tidak Pernah Berakhir
JL. Pajajaran No. 63, Bandung
Range Harga (sekarang): Mulai dari Rp13.000