Nasi Goreng Dendeng Lemak by Tiarbah Bandung, Jajanan Kaki Lima, Pelayanan Bintang Lima


Sepertinya, sudah lama sekali saya tidak menulis ulasan kuliner. Maksudnya, tujuan kuliner yang betul-betul menjual rasa. Nasi Goreng Dendeng Lemak by Tiarbah ini menjadi objek jajal rasa saya yang pertama setelah hampir setahun terakhir melepas pekerjaan di sebuah media wisata dan lifestyle. Padahal, biasanya kalau bulan Ramadan seperti ini, tugas meliput wisata kuliner itu sudah pasti terselip wajib di dalam jadwal kerja harian.
Cabang Nasi Goreng Dendeng Lemak by Tiarbah di Bandung

Pilihan ulasan kuliner yang jatuh kepada Nasi Goreng Dendeng Lemak yang dibuat oleh Tiarbah yang dikenal sebagai social media chef tersebut, jelas tak ujug-ujug datang dari langit dan menghujam kepala. Tingginya paparan soal menu dari sang juru masak yang kebetulan saya ikuti cuitannya di Twitter ini, cukup kuat menggerakkan kaki saya menuju ke kedai terbarunya di Bandung begitu diumumkan. Terlebih, lokasi gerobak yang dioperasikan oleh sobatnya tersebut terletak sangat dekat dengan lokasi tempat tinggal saya di Pagarsih. Kurang dari lima menit bermotor pun sampai. Bagi saya yang sudah lama tak bisa berkeliaran jauh karena PSBB, dan juga terbilang jarang memesan makanan melalui aplikasi pengantaran online, ini adalah berkah. Dekat, murah, dan yang terpenting, enak.

Kedatangan saya selepas salat Magrib disambut oleh Raju, sahabat shrek Tiarbah yang katanya pernah satu dapur. Rambut kribonya yang khas, dijamin tidak akan membuat pelanggannya salah pilih gerobak nasgor. Karena pernah bekerja di hotel, soal ramah tamah mah, akang ini so pasti nomor satu. Baru kali ini saya jajan di kaki lima dilayani dengan sebuah percakapan bintang lima. 
Sejujurnya, tempat jualannya Raju ini kawasan yang jadi perlintasan dan tempat permainan saya sejak kecil. Tapi rupanya, lokasinya sedikit nyingcet dari zona yang saya ketahui, apalagi memang tidak secara langsung dilewati jalur angkot. Sehingga, perlu sedikit GPS (gunakan penduduk sekitar) untuk dapat menemukannya.
Karena memang baru hari pertama, dan belum banyak diketahui orang. Tidak ada pesaing yang ikut mengantre saat saya memesan satu porsi Nasi Goreng Dendeng Lemak. Awalnya, saya membayangkan daging kere ketika mendengar kata “dendeng”. Warnanya hitam, diiris tipis, dengan tekstur crispy. Walau ada juga kere yang dibuat agak basah seperti yang dihidangkan pada menu Dendeng Batokok.  Tapi kalau nasi goreng kere, rasa-rasanya ibu saya pernah membuatnya.
Namun ternyata, padanan kata populer yang tepat untuk menggantikan istilah “dendeng lemak” adalah “Jando”. Persis seperti yang biasa saya jumpai saat menyantap Bacang khas Braga, dan beberapa kedai sate ternama di Bandung. Penggunaan bahan ini tentu membuat kita bisa sedikit menebak rasa yang dihasilkan oleh Nasi Goreng Dendeng Lemak by Tiarbah. Yak. Gurih. Rasa gurih dari dendeng lemak menyebar rata ke seluruh nasi goreng. Baru pertama kalinya saya bisa merasakan nasi goreng dengan rasa seperti ini. Kalau rasa nasi goreng kambing kan, walau basah berminyak, tapi taste-nya kering. Nah, kalau yang ini juicy. Begitu digigit, rasa gurihnya lumer di dalam mulut. Apalagi Raju cukup banyak menuangkan dendeng yang sudah dipotong dadu tersebut.
Di samping dendeng, seperti kebanyakan nasi goreng lainnya, ia menambahkan telur yang diorak-arik, bawang daun, bawang goreng, dan beberapa bumbu. Namun yang berbeda, ia tidak menambahkan kecap pada nasinya. Sepertinya, rasa kecap manis bisa sedikit mengganggu rasa yang hadir. Karena rasa dari jandonya sendiri sudah kuat terasa di nasi goreng yang dihidangkan. Lemak dari dendeng yang terbakar itu sendiri dapat menjadi rasa yang sepertinya cukup bisa menggantikan kecap. Malahan lebih nikmat. Ya, tapi ini opini saya saja ya. Mungkin sama seperti sate maranggi yang juga menggunakan jando. Ketimbang menggunakan sambal kecap-kacang, sate maranggi lebih sering dijumpai dengan sambal tomat segar.

Untuk kemasannya, Nasi Goreng Dendeng Lemak by Tiarbah ini menggunakan kertas nasi. Hanya saja cara membungkusnya tidak seperti kalau kita membeli nasi goreng take-away pada umumnya. Kertas nasinya dilipat, dan dibentuk menyerupai box, layaknya kemasan-kemasan makanan kardus pada resto-resto kekinian.
Harga satu porsi Nasi Goreng Dendeng Lemak by Tiarbah ini hanya Rp20.000. Sangat worth it dengan rasanya, jandonya yang melimpah, dan bagi saya tentu dari segi jaraknya yang dekat pula.
Penasaran dengan Nasi Goreng Dendeng Lemak by Tiarbah? Kalau yang lokasinya dekat, bisa mampir ke Komplek Ketapang Kencana Sudirman di Jl. Cibuntu Tengah, Bandung, pada jam-jam operasional mamang nasgor pada umumnya. Letak kompleknya dekat dari Yayasan Dana Sosial Priangan Nana Rohana. Ketika bertemu jalur yang mengarah tembus ke Holis, jangan ambil jalan tersebut, ambil jalur yang berlawanan dengannya. Kalau masih bingung, tanya dong. Yang pasti setelah sampai di komplek ini, dijamin tidak sulit untuk menemukan gerobak jualannya. Untuk yang jauh tinggalnya, nanti bisa menggunakan jasa ojek online. Katanya sih sedang diproses pendaftarannya. Tapi untuk sementara, sudah ada Jastip yang khusus melayanin pembelian nasi goreng ini yang bisa ditemukan di Instagram dengan nama akun @BandungBerdendeng.
Selamat mencoba!

0 komentar:

Posting Komentar