Belajar Bisnis di Akademi Instagram Pertama di Dunia


Tema “Optimasi Bisnis Melalui Social Media” memang bukan topik perbincangan baru di dunia kewirausahaan. Sejak tahun 2014 lalu, saya pun cukup rutin menghadiri diskusi dan pelatihan dengan tema tersebut. Apalagi kalau kesempatan itu datang secara gratis. Seperti halnya Akademi Instagram yang digelar Sabtu, 3 Agustus 2019 lalu, di Aston Pasteur Bandung.

Para pembicara di Akademi Instagram Bandung

Berawal dari berita di grup kantor, bahwa om bos akan hadir sebagai salah satu pembicara di acara tersebut, saya pun dengan senang hati mendaftar dan menyebarkan informasi tentang acara yang langsung diselenggarakan oleh pihak Instagram Indonesia ini. Sejauh yang saya tahu, baru kali ini Instagram melakukan engagement langsung dengan penggunanya di sektor UKM di Indonesia. Hal ini makin mempertegas tujuan Instagram yang makin menuju ke arah platform social media yang business supportive, terutama setelah WWIM (World Wide Insta Meet) dan WHP (Weekend Hashtag Project) yang sifatnya foto komunal sudah tak lagi rutin diadakan.

Ruben Hattari, Kepala Kebijakan Publik Facebook dan Instagram Indonesia, menyampaikan dalam sambutannya bahwa Akademi Instagram ini merupakan program offine workshop sekaligus gathering yang digelar Instagram pertama kali di dunia. Bandung merupakan kota kedua setelah Jakarta, dan sebelum nantinya Yogyakarta yang dipilih sebagai venue acara ini oleh Instagram. Ketiga kota ini dipilih selain karena merupakan kota besar, iklim komunitas bisnisnya pun dianggap cukup kuat.
Pemberian materi dari official Instagram dan Facebook Indonesia

Materi pertama dibuka oleh Mark Nathanile Barki yang merupakan Manajer Mitra Bisnis UKM Facebook & Instagram. Dalam kesempatan tersebut ia membawakan materi mengenai fitur-fitur Instagram bisnis yang dilanjut materi pembuatan asset kreatif oleh Dimas Anggakara, Konsultan Kreatif Digital Facebook dan Instagram Indonesia, dan materi penguasaan Facebook Ads Manager oleh Yohny Chan, Manajer Mitra Bisnis, Facebook & Instagram Indonesia. Bagi saya, ketiga materi yang dibagikan tersebut sangatlah insightful. Banyak informasi baru yang saya ketahui dari penggunaan social media untuk bisnis, termasuk tipe konten yang disarankan untuk tayang di masing-masing platform. Seperti dalam sesi materi kedua, Dimas mengatakan bahwa untuk konten video Instagram, sebaiknya justru pesan sudah bisa disampaikan dalam 3 detik pertama. Karena dunia Instagram itu berjalan dengan sangat cepat. Bila konten dibuat terlalu lama dan bertele-tele, brand akan kehilangan kesempatan untuk menyampaikan isi pesan, serta kehilangan peluang untuk membujuk penonton melihat sisa konten video. Tentunya ia menyampaikan hal ini melalui berbagai data yang diperoleh oleh pihak Instagram. Inilah keistimewaannya belajar fitur digital langsung dari si empunya sistem. Lengkap dan mendalam.

Acara pun beranjak ke agenda talkshow yang menghadirkan para pelaku bisnis lokal asal Bandung, mulai dari Anto Motulz dan Kreavi-nya, Dendy Darman dan UNKL 347-nya, Sweta Kartika dan Ragasukma-nya, Fitria Rahmah dan Serasa Salad-nya, dan tentu saja pak bos Ben Wirawan dengan Torch.id-nya. Pemaparan mereka sukses memantik kembali semangat berkreasi dalam diri saya, dan walaupun sebenarnya hampir setiap hari saya dapat bertemu dengan Om Ben dan mendengar ceritanya dalam membangun Torch, materi sharing yang ia sampaikan di sini tetap memberikan inspirasi bagi saya.
Ben Wirawan, Founder Torch.id yang ikut menjadi salah satu pembicara di Akademi Instagram
Akademi Instagram Bandung berjalan hingga pukul 5 sore tanpa terasa. Separuh peserta langsung mengambil cemilan yang disediakan, sementara yang lainnya ada yang langsung mengambil sertifikat dan pulang, lalu ada juga yang mengambil beberapa foto di booth. Beruntung, saya dan keempat kawan saya dari Torch sudah mengambil foto sepuasnya tadi pagi sebelum acara dimulai.

Saya berfoto bersama kawan-kawan dari Torch.id di acara Akademi Instagram
So, menurut pendapat saya sih acara ini sangat menyenangkan untuk diikuti. Mirip seperti ikut WWIM, tapi dengan peserta para pebisnis muda. Semoga ke depannya acara seperti ini dapat lebih dirutinkan, namun dengan skala yang dibagi ke beberapa kelompok kecil, serta dengan materi yang lebih detail.



0 komentar:

Posting Komentar