Good Times at the eL Royale


Ya, memang judul artikel ini pelesetan dari sebuah film Hollywood bertajuk “Bad Times at the El Royale”. Walaupun kurang berhasil secara revenue, film yang menghadirkan aktor Australia pemeran si Thor a.k.a Chris Hemsworth ini menampilkan cerita krimininalitas yang unik, dengan alur yang maju-mundur, dan berganti-ganti pemeran utama. Sesuai judulnya, semua adegan di film ini pun berlangsung di sebuah hotel yang mungkin hanya sekelas hotel melati bernama El Royale. Lain halnya dengan hotel eL Royale yang akan saya ceritakan di sini. Di Bandung, eL Royale Bandung atau eL Hotel Royale Bandung merupakan hotel bintang empat yang bersejarah, sebelum menjadi eL Royale, hotel ini lama dikenal dengan nama Hotel Panghegar, dan sebelumnya lagi, hotel ini bernama Pension Van Hengel. Nama Panghegar pun diambil dari pelafalan yang salah dari tentara Jepang yang menyebut ‘Van Hengel’ menjadi ‘Pang Hegaro’.
Ayah dan Ibu berfoto di samping kolam renang eLRoyale Bandung

Tak hanya Hotel Savoy Homann dan Hotel Preanger, hotel yang didirikan pada tahun 1922 oleh seorang Italia bernama Anna Meister ini menjadi tempat menginapnya beberapa perwakilan negara yang menghadiri Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Setelah 38 tahun berdiri, Nyonya Meister yang sakit kemudian memutuskan untuk menjual hotelnya kepada salah satu karyawan terbaiknya, yaitu H. E. K Ruhiyat. Selain Hotel Panghegar, namanya pun pernah tercatat sebagai pemilik dari Hotel Savoy Homann pada medio tahun 90-an.

Bagi saya, nama H. E. K Ruhiyat ini sangat tidak asing. Namanya pernah saya lihat bertengger di urutan pertama daftar nama buku telepon saku milik ayah saya. Namanya pun sering diperbincangkan saat ayah berada di rumah. Itu karena, ayah saya pernah bekerja di Hotel Panghegar selama kurang lebih 30 tahun, hingga akhirnya pensiun pada tahun 2010 lalu. Seluruh biaya pendidikan saya hingga lulus S1 dibiayainya dengan bekerja di hotel ini. Oleh karena itulah, saat bulan lalu saya mendapatkan voucher bermalam di hotel ini dari undian acara media gathering, saya memutuskan untuk memberikannya kepada ayah (padahal asalnya mau dijual :D). Bila sebelumnya dia yang melayani tamu di sini, sekarang dia yang dilayani sebagai tamu.
Suasana living room Condotel Loft eLRoyale Bandung
Kamis, 13 Juni 2019 sore, saya pun mengantarkan kedua orang tua saya untuk check-in di eL Royale Bandung yang pada zaman bernama Panghegar dulu, terkenal dengan restoran yang dapat berputar 360 derajat menyajikan pemandangan Kota Bandung. Namun sayangnya, restoran tersebut kini sudah tak berfungsi lagi. Kalaupun masih berfungsi, akan ada banyak bangunan tinggi yang sekarang sudah menghalangi view dari restoran ini.

Dengan raut wajah berseri-seri dan terlihat manglingi dengan suasana di sekitarnya, Ayah dan Ibu berjalan pelan menuju front desk untuk mengambil kunci, yang dilanjutkan dengan berjalan menuju lift dan menekan tombol angka 19, yang merupakan tempat kamar yang akan mereka tempati berada. Dari sejak ayah saya pensiun dari hotel ini, memang sudah banyak sekali hal yang berubah. Kini sudah ada mini market, apartemen, serta kolam renang yang jauh lebih luas.
Kamar tidur Condotel Loft di eL Royale Bandung
Kamar mereka di eL Royale Bandung ini bertipe condotel loft, sebuah kamar bertingkat dua yang memiliki living room dan mini kitchenette, serta pemandangan jendela yang menghadap langsung ke arah matahari terbenam. Dari jendela kamar, dapat terlihat Sky Lounge Restaurant yang berada di lantai teratas bangunan ini yaitu di lantai 20, yang bentuk arsitekturnya kini menjadi icon dari eL Royale Bandung. Bila melihat lurus langsung ke depan, tampak ada gedung Center Point yang lekat dengan Jl. Braga. Lalu ada juga menara kembar Masjid Raya Bandung (Masjid Agung Bandung) di sudut kiri jendela. Sementara saat menunduk ke bawah, kita dapat melihat bangunan lama hotel Panghegar, serta keceriaan dari tamu yang berenang di kolamnya.
View dari jendela kamar condotel loft, eL Royale Bandung
Karena saya sudah ada janji malam harinya, saya pun mengajak kedua orang tua saya untuk bersantai dan berfoto-foto menjelang senja di area kolam renang. Matahari yang mulai tenggelam, memberikan refleksi warna jingga yang sangat indah, dan menarik saat diabadikan dalam kamera.

Setelah salat maghrib, saya pun meninggalkan mereka berdua di eL Royale Bandung untuk kemudian pulang, dan menjemput mereka keesokan paginya. Saya pribadi pun sebetulnya cukup memiliki kedekatan emosional dengan hotel ini. Dulu, ketika sedang waktunya pembagian gaji, dan kebetulan sedang libur bekerja, Ayah selalu mengajak saya mengunjungi tempat bekerjanya. Beberapa kawannya yang sama-sama sudah pensiun pun sampai mengenali saya. Setelahnya, biasanya saya kemudian diajak bermain di arena permainan Kings Shopping Center, atau membeli komik di lapak komik bekas di sebelah Palaguna. Selain itu, setiap tahunnya, manajemen hotel ini tak pernah absen mengundang kami, keluarga para karyawan, untuk berhalal bihalal setelah lebaran di ballroom hotel.
Ibu dan Ayah saya
Begitulah sedikit cerita saya saat membawa orang tua saya menginap di eL Royale Bandung. Bagi kami, hotel ini tak hanya memberikan kenyamanan dan hospitality, tapi juga memberikan kehidupan, serta membangkitkan sekelumit memori dari masa lampau.

eL Hotel Royale Bandung
Jl. Merdeka No.2, Bandung
(022) 423 2286

0 komentar:

Posting Komentar